By: Reny, Ida, & Falla.
A.
Pengertian Pengajaran Perbaikan
1.
Pengertian
Remedial teaching atau pengajaran perbaikan adalah suatu
bentuk pengajaran yang bersifat menyembuhkan atau membetulkan, atau dengan
singkat: pengajaran yang membuat menjadi baik.
Telah kita ketahui bahwa dalam kegiatan belajar mengajar, seorang pendidik
pasti menginginkan anak didiknya dapat mencapai hasil belajar yang baik. Dari
sekian banyak anak didik, apabila ada yang belum bisa mencapai hasil belajar
yang sebaik-baiknya, maka pengajaran perbaikan merupakan pengajaran yang
berfungsi menolong anak tersebut untuk dapat mencapai hasil yang diharapkan. Pengajaran
perbaikan ini bersifat khusus karena disesuaikan dengan karakteristik
kesulitan belajar yang dihadapi anak didik.
Remedial teaching berasal dari kata Remedy (Inggris)
yang artinya menyembuhkan. Istilah pengajaran remedial pada mulanya adalah kegiatan mengajar untuk
anak luar biasa yang mengalami berbagai hambatan (sakit). Dewasa ini pengertian
itu sudah berkembang seperti uraian di atas. Sehingga anak yang normalpun
memerlukan pelayanan pengajaran remedial (Remedial Teaching).
Pengajaran perbaikan ini juga disebut penyembuhan karena bertujuan
menyembuhkan gangguan keribadian yang dapat menimbulkan kesulitan dalam proses
belajar anak didik. Proses
penyembuhan tetntu saja ada yang membutuhkan waktu singkat dan ada pula yang
membutuhkan waktu cukup lama. Hal ini tergantung pada sifat, jenis dan latar belakang kesulitan belajar
yang dihadapi murid.
2.
Tujuan Pegajaran Perbaikan
Secara umum tujuan pengajaran perbaikan tidak berbeda dengan pengajaran
biasa yaitu dalam rangka mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan. Secara
khusus pengajaran perbaikan bertujuan agar siswa yang mengalami kesulitan
belajar dapat mencapai prestasi belajar yang diharapkan sekolah melalui proses perbaikan.
Secara terperinci tujuan pengajaran perbaikan yaitu:
a.
Agar siswa dapat memahami dirinya khususnya
prestasi belajarnya.
b.
Dapat memperbaiki/mengubah cara belajar ke arah
yang lebih baik.
c.
Dapat memilih materi dan fasilitas belajar secara
tepat.
d.
Dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan yang dapat
mendorong tercapainya hasil yang lebih baik.
e.
Dapat melaksanakan tugas-tugas belajar yang
diberikan kepadanya.
3.
Fungsi Pengajaran Perbaikan
Dalam keseluruhan proses pengajaran perbaikan mempunyai fungsi:
a.
Korektif
Artinya
pengajaran perbaikan dapat diadakan pembetulan atau perbaikan antara lain:
1)
Perumusan Tujuan,
2)
Penggunaan Metode,
3)
Cara-Cara belajar,
4)
Materi dan Alat Pelajaran,
5)
Evaluasi,
6)
Segi-segi Pribadi, dan lain-lain.
b.
Pemahaman
Artinya dari
pihak guru, anak didik atau pihak lain bisa lebih memahami kondisi siswa.
c.
Penyesuaian
Artinya anak
didik dapat belajar sesuai dengan
kemampuannya sehingga anak didik dapat benar-benar mengoptimalkan kemampuannya.
Tuntutan disesuaikan dengan jenis, sifat, dan latar belakang kesulitan yang
dialami sehingga mendorong untuk lebih belajar.
d.
Pengayaan
Maksudnya
pengajaran perbaikan dapat memperkaya proses belajar mengajar pada anak didik. Melalui
pengayaan, anak ddik dapat memperoleh materi lebih banyak, lebih dalam atau dengan
singkat prestasi belajarnya lebih kaya.
e.
Akselerasi
Maksudnya
pengajaran perbaikan dapat mempercepat proses belajar baik dari segi waktu atau
materi yang diberikan.
f.
Terapsutik
Secara
langsung atau tidak pengajaran perbaikan dapat menyembuhkan kondisi pribadi
yang kurang baik. Sehingga penyembuhan ini dapat menunjang pencapaian prestasi
belajar dan pencapaian prestasi yang baik dan berpengaruhterhadap pribadi.
B.
Pentingnya Pengajaran Perbaikan
Orang dapat
mendekatkan diri kepada Allah hanya setelah memperoleh ilmu pengetahuan. Dan
ilmu pengetahuan sendiri tidak akan diperoleh manusia kecuali melalui
pengajaran.
Hal tersebut menunjukkan betapa pentingnya suatu pengajaran.
Seperti pada
uraian tersebut di atas dalam hubungannya kegiatan-kegiatan proses
belajar-mengajar maka pengajaran perbaikan ini merupakan perlengkapan arti
proses pengajaran secara keseluruhan. Dengan demikian pengajaran perbaikan ini
perlu dapat dilihat dari segi:
a.
Siswa
Kenyataan menunjukkan bahwa setiap siswa
dalam proses belajar mengajar mempunyai hasil yang berbeda-beda. Dalam pedagogik
perbedaan individual ini harus diterima/merupakan prinsip dalam setiap situasi
pendidikan.
Atas dasar ini perlu ada pelayanan yang
bersifat individual dalam proses belajar mengajar yang menyangkut masalah
bahan, metode, alat, evaluasi dan sebagainya. Ada beberapa perbedaan individual
yang menjadi dasar perhatian antara lain:
1)
Pebedaan kecerdasan,
2)
Perbedaan hasil belajar,
3)
Perbedaan bakat,
4)
Perbedaan sikap,
5)
Perbedaan kebiasaan,
6)
Perbedaan pengetahuan,
7)
Perbedaan kepribadian,
8)
Perbedaan kebutuhan,
9)
Perbedaan cita-cita,
10)
Perbedaan minat,
11)
Perbedaan fisik, dan
Atas dasar perbedaan individual ini guru
dalam proses belajar mengajar harus menggunakan berbagai pendekatan dengan
menggunakan suatu anggapan: bila siswa mendapat kesempatan belajar sesuai
dengan pribadinya dapat diharapkan mencapai prestasi belajar yang optimal
sesuai dengan kemampuannya.
Untuk membantu setiap pribadi dalam
mencapai prestasi yang optimal digunakan pendekatan pengajaran perbaikan Remedial
teaching.
b.
Guru
Guru dalam proses belajar mengajar
mempunyai funggsi ganda yaitu sebagai instruktor, konselor, petugas psikologis,
sebagai media, sebagai sumber dan sebagainya.
Dalam fungsinya yang ganda ini guru
bertanggung jawab atas tercapainya tujuan pengajaran khususnya peningkatan
prestasi belajar.
Dalam rangka ini pengajaran perbaikan
merupakan peluang yang besar bagi setiap siswa untuk mencapai prestasi belajar
secara optimal.
c.
Proses pendidikan
Dalam proses pendidikan, bimbingan dan
penyuluhan merupakan kelengkapan dari keseluruhan proses atau pelaksanaan
program. Melalui pelayanan bimbingan dan penyuluhan diharapkan siswa mencapai
perkembangan pribadi yang integral.
Dengan demikian pentingnya pengajaran
perbaikan (remedial teaching) itu dapat dilihat dari berbagai segi yaitu
atas dasar pertimbangan:
1)
Pedagogis,
2)
Psikologis,
3)
Didaktis,
4)
Metodis,
C.
Hubungan Pengajaran Perbaikan Dalam Proses Belajar
Mengajar
Kurikulum yang terdapat pada
sekolah-sekolah dewasa ini metode dan sistem penyampaiannya dipergunakan pendekatan
dengan Prosedur Pengembangan Sistem Intruksional (PPSI).
Pendekatan ini dianggap
merupakan salah satu sistem yang efisien dan efektif untuk mencapai tujuan yang
optimal dengan melalui satuan pelajaran.
Rumusan dan tujuan yang jelas
akan memudahkan menyusun dan mengembangkan bahan pengajaran, alat pengajaran
serta rencana dan pelaksanaan proses kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian
proses belajar mengajar dengan pendekatan PPSI itu sebagai berikut:
1.
Merumuskan Tujuan Intruksional Khusus/Tujuan Khusus
Pengajaran (TKP),
2.
Menyusun alat evaluasi,
3.
Menentukan:
a.
Materi pelajaran,
b.
Kegiatan belajar mengajar (metode, alat sumber).
4.
Melaksanakan pengajaran dan evaluasi,
5.
Umpan balik:
a.
Revisi program,
D.
Sifat-sifat Khusus Pengajaran Pengajaran Perbaikan
Kekuasaan pengajaran perbaikan
disesuaikan dengan karakteristik kesulitan
belajar yang diderita siswa. Tekanannya pada usaha perbaikan keseluruhan
proses belajar mengajar menyangkut masalah: cara belajar, metode belajar,
materi, alat, lingkungan yang turut serta mempengaruhi proses belajar mengajar.
Sehubungan dengan masalah ini
maka perlu kiranya dipahami oleh para guru atau petugas bimbingan,
setidak-tidaknya diketahui prinsip-prinsipnya masalah-masalah yang menyangkut:
1.
Cara belajar siswa
Pada dasarnya siswa belajar melalui
eksplorasi, coba-coba, rasa tidak senang, rasa gembira, imitasi, partisipasi,
dan komunikasi.
2.
Kondisi belajar
Dalam setiap situasi belajar terutama
dalam merancang kegiatan belajar perlu diketahui prinsip-prinsip yang
mempengaruhi proses belajar yaitu kondisi belajar yang secara khusus
berpengaruh terhadap keberhasilan kegiatan belajar. Kondisi yang mempengaruhi
proses belajar itu baik kondisi umum maupun kondisi khusus untuk mempelajari
segi-segi tertentu dalam kegiatan belajar.
a.
Kondisi umum
Dalam setiap
situasi belajar setidak-tidaknya ada enam kondisi umum belajar yang harus
diketahui guru atau pembimbing yaitu:
1)
Stimulasi belajar
Pesan yang diterima siswa berbentuk
stimuli, dan stimuli itu dapat berbentuk: visual, auditif, verbal, taktil dan
sebagainya. Dalam kegiatan belajar mengajar bahan yang disajikan harus dapat
diterima oleh siswa atau dapat mengkomunikasikan informasi sebaik-baiknya.
2)
Perhatian dan motivasi
Tidak mungkin kegiatan belajar terjadi
tanpa perhatian motivasi dari pihak siswa. Pikiran mungkin membutuhkan tingkat
perubahan masukan sensoris yang agak tinggi untuk membuat senantiasa waspada.
Jika stimuli pengajaran tidak memberikan
kebutuhan tingkat masukan sensoris mungkin siswa akan mengadakan proses
internal informasi lain (berpaling kemasalah lain), bahkan mungkin menutup diri
dari seluruh proses belajar.
Oleh karena itu selalu timbul dari stimuli
maka variasi adalah suatu cara yang efektif untuk mempertahankan perhatian
karena:
a.
Sementara siswa mungkin lebih siap dalam suatu
cara atau situasi tertentu
b.
Jumlah kemampuan untuk transfer informasi dapat
dikembangkan melalui berbagai variasi penyajian.
3)
Respon yang dipelajari
Oleh karena belajar itu proses aktif, maka
siswa harus dilibatkan ke dalam bahan yang dipelajari. Pelibatan ini meliputi
perhatian, proses internal dalam informasi, serta tindakan yang nyata.
4)
Penguatan dan umpan balik
Secara teori bila sesuatu kegiatan dapat
memuaskan suatu kebutuhan, maka ada kecenderungan besar untuk mengulanginya.
5)
Pemakaian dan pemindahan
Pikiran manusia sanggup menyimpan
informasi dan kata-kata dalam jumlah
yang hampir tidak terbatas. Oleh karena itu penting pengaturan dalam
menempatkan informasi sehingga dapat digunakan kembali sewaktu-waktu diperlukan.
6)
Kemampuan belajar
Organisasi manusia adalah suatu sistem
belajar yang sangat efektif. Telah dikembangkan dalam organisme manusia
kemampuan tertentu yang unik untuk memproses informasi dan melaksanakan
kegiatan belajar. Oleh karena itu belajar yang efektif harus dapat mengambil
manfaat dari semua kemampuan manusia:
a)
Kemampuan untuk mengenal dan menhubungkan pola
visual,
b)
Kemampuan mengamati waktu,
c)
Kemampuan menentukan tujuan,
d)
Kemampuan verbal yang memungkinkan komunikasi.
b.
Kondisi khusus
Ada lima jenis belajar khusus
yang berlaku untuk kegiatan belajar tertentu yang berlainan yaitu:
1)
Kondisi belajar informasi
Adapun kondisi
khusus belajar informasi, yaitu:
a) Siswa perlu diberi penjelasan tentang apa yang
harus dipelajari, hasil yang diharapkan, manfaat materi pelajaran baginya.
b)
Asas apersepsi
harus digunakan.
c)
Siswa diberi kesempatan berlatih.
d)
Dalam rangka mengingat kembali diberi
latihan-latihan.
e) Kadang-kadang belajar secara keseluruhan bila
tidak ada hubungan logis dan sebaliknya belajar bagian demi bagian bila
hubungan logis.
2)
Kondisi belajar konsep
Mempelajari
konsep mempunyai tiga dimensi yaitu:
a)
Pengembangan secara internal pola mental yang
memberikan perasaan dan kemampuan untuk menggunakannya,
b)
Verbalisasi, deskripsi, atau definisi,
c)
Pemberian nama untuk konsep tersebut.
d)
Kondisi khusus belajar konsep yaitu:
e)
Direnungkannya arah atau orientasi dan aplikasi
konsep,
f)
Peninjauan unsur prasyarat,
g)
Stimuli yang sederhana disajikan dari unsur-unsur
secara simultan atau dalam urutan yang erat,
h)
Perluas asosiasi dengan contoh,
i)
Pertajam kemampuan diskriminasi dengan banyak
contoh,
j)
Berikanlah latihan untuk meninjau kembali, dll.
3)
Kondisi belajar prinsip
Prinsip yaitu pola antar
hubungan fungsional antara konsep-konsep misalnya: penguapan, pembaharuan dan
sebagainya. Belajar prinsip sama dengan belajar konsep. Sedangkan kondisi
khusus belajar konsep sendiri yaitu:
a)
Perluas asosiasi dengan berbagai contoh,
b)
Secara umum bekerja mulai dari yang kongkrit
sampai teori (abstrak) dari sederhana menuju komplek,
c)
Tinjau kembali dan latih penggunaan prinsip.
4)
Kondisi belajar keterampilan
Ketrampilan dibedakan menjadi dua yaitu
intelektual dan psikomotor yang memerlukan review atas kegiatan belajar
terdahulu. Adapun kondisi khusus belajar ketrampilan yaitu:
a)
Tujuan dan nilai dijelaskan,
b)
Ditunjukkan demonstrasi dari yang mampu,
c)
Ketrampilan dasar diberikan,
d) Untuk meningkatkan perbaikan perlu evaluasi
kegiatan secara cepat dan umpan baliknya.
5)
Kondisi belajar sikap
Berbagai bentuk penguasaan sikap yaitu
pengenalan perhatian, ganjaran. Adapun kondisi khusus belajar sikap yaitu:
a)
Sajikan pernyataan logis yang konsisten dari orang
terhormat atau teman yang disegani,
b)
Suasana belajar bersahabat,
c)
Jika sikap bertentangan dengan nilai sosial maka
lingkungan sosial diubah,
d)
Pelajaran dengan kelompok kecil dapat memberi
penguatan,
e)
Penguatan dari pengajar dan kelompok terus menerus
tetap diharapkan.
3.
Strategi pengajaran
Strategi pengajaran berhubungan dengan
pemilihan kegiatan belajar mengajar yang paling efektif dan efisien dalam
memberikan pengalaman belajar yang diperlukan untuk mencapai tujuan pengajaran
yang ingin dicapai. Dengan kata lain strategi pengajaran adalah kegiatan yang
dipilih guru dalam proses belajar mengajar yang dapat memberi kemudahan kepada
siswa untuk tercapainya tujuan pembelajaran. Secara umum pemilihan strategi
pengajaran dipengaruhi oleh :
a.
penerimaan pengetahuan,
b.
aplikasi pengetahuan,
c.
tujuan yang bersifat perubahan sikap (perasaan).
4.
Hubungan guru – siswa
Hubungan guru dan siswa dalam proses
belajar mengajar yang diharapkan adalah hubungan manusiawi. Maka yang penting bagi
guru ialah bagaimana membawa siswa memperoleh pengertian sesuai dengan
pribadinya. Mengenai tujuan pendidikan yang penting menurut aliran humanistik
itu ialah menyadarkan kemampuan anak sendiri, membantu mereka bagaimana
memahami pribadi orang lain, menyiapkan mereka masa mendatang, melatih mereka
berpikir dan mengambil keputusan sendiri. Atas dasar itu guru tidak lagi
sebagai pusat kegiatan atau perhatian melainkan sebagai fasilitator,
yang membantu siswa mengembangkan kemampuannya. Untuk itu guru perlu
mengusahakan iklim yang menunjang efektifitas belajar seperti:
a.
Memberi kebebasan siswa dalam menyelesaikan tugas,
b.
Mengusahakan suasana hangat,
c.
Menghargai siswa,
d.
Memberikan tugas-tugas yang menantang,
e.
Mengontrol disiplin siswa,
f.
Menilai keberhasilan, dan sebagainya.
5.
Pengelolaan kelas
Pengelolaan kelas menunjukkan kepada
berbagai jenis kegiatan yang disengaja dilakukan oleh guru dengan tujuan untuk
mempertahankan atau menciptakan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses
belajar mengajar. Pengelolaan kelas meliputi pengaturan tingkah laku antara
ruang sehingga tercipta kemudahan-kemudahan dalam mengajar. Masalah-masalah
yang berkenaan dengan pengelolaan ini meliputi kondisi dan situasi,
administrasi teknik, dimensi pengelolaan, dan kedisiplinan siswa.
6.
Bidang studi
Pengetahuan tentang psikologi bidang studi
perlu diketahui bagi guru maupun konselor yaitu:
a.
Bahasa
Efektivitas
dalam bidang studi banyak tergantung dari penguasaan bahasa. Faktor-faktor
psikis yang mempengaruhi perkembangan dan kemampuan bahasa yaitu lingkungan
anak, intelegensi, emosi, dan alat bicara. Oleh karena itu guru diharapkan
dapat melihat hambatan bahasa baik jasmani maupun pskis. Hambatan itu misalnya
salah ucap, salah ejaan, selain tata bahasa kesalahan membaca. Dalam Remedial
teaching, bahasa dapat diartikan sebagai bantuan pengajaran untuk
membetulkan kesalahan yang sudah terjadi dan harus didahului dengan
menghilangkan hambatannya.
b.
Berhitung atau matematika
Beberapa ahli
seperti Brownwell, Kuechner dan Rein berdasarkan pengalamannya menyatakan bahwa
Remedial teaching berhitung diartikan penyusunan kembali pengalaman yang
telah diperoleh terlebih dahulu.
Oleh karena itu usaha guru harus direncanakan secara matang dan dilakukan
dengan ketekunan.
c.
Pengetahuan alam atau pengetahuan sosial
Pengamatan dan
pengalaman adalah dasar dari mendapatkan pengertian dalam bidang pengetahuan
alam dan pengetahuan sosial. Pengetahuan alam yang terutama adalah memberikan
pengetahuan tentang isi alam semesta, bagaimana aktivitas kerjanya dan mengapa
demikian. Sedang pengetahuan sosial menggunakan penemuan-penemuan dalam
pengetahuan alam tentang apa yang berguna, apa yang baik bagi kesejahteraan
umat manusia.
E.
Pendekatan Pengajaran Perbaikan
Macam-macam
Pendekatan Pengajaran Perbaikan
1.
Pendekatan yang bersifat kuratif
Pendekatan ini diadakan mengingat
kenyataannya ada seseorang atau sejumlah siswa, bahkan mungkin seluruh anggota
kelompok belajar tidak mampu menyelesaikan program secara sempurna sesuai
dengan kriteria keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Untuk mencapai
sasaran pencapaian dapat menggunakan pendekatan pengulangan, pengayaan atau
pengukuhan, dan pencepatan. Pelaksanaannya dapat secara:
a.
Individual kalau ternyata yang mengalami kesulitan
tarbatas.
b.
Kelompok kalau ternyata sejumlah siswa dalam bidang
studi tertentu mempunyai jenis atau sifat kesalahan atau kesulitan bersama.
2. Pendekatan
yang bersifat preventif
Pendekatan ini ditujukan
kepada siswa tertentu yang berdasarkan informasi diprediksikan akan mengalami
kesulitan dalam menyelesaikan suatu program studi tertentu yang akan
ditempuhnya. Oleh
karena itu, sasaran pokok dari pendekatan preventif ini adalah berusaha
semaksimal mungkin agar hambatan-hambatan yang diprediksi itu dapat direduksi
seminimal mungkin sehingga siswa yang bersangkutan diharapkan dapat mencapai
prestasi dan kemampuan penyesuaian sesuai dengan kriteria keberhasilan yang
telah ditetapkan. Pendekatan preventif bertolak dari hasil pre-test atau evaluasi reflektif.
Atas dasar inilah, maka ada
tiga kemungkinan teknik layanan pengajaran yang bersifat remedial, yaitu layanan pengajaran kelompok yang
diorganisasikan secara homogen, layanan pengajaran secara individual, dan
layanan pengajaran dilengkapi kelas khusus.
3.
Pendekatan yang bersifat pengembangan
Pendekatan ini merupakan upaya yang
dilakukan guru selama proses belajar mengajar berlangsung.
Sasaran pokok dari pendekatan ini ialah agar siswa dapat mengatasi
hambatan-hambatan atau kesulitan-kesulitan yang mungkin dialami selama proses
belajar mengajar berlangsung. Oleh karena itu,
diperlukan peranan bimbingan dan penyuluhan agar tujuan pengajaran yang telah
dirumuskan berhasil.
4.
Metode dalam pengajaran perbaikan (remedial)
Asal usul kata
“metode” mengandung pengertian “suatu jalan yang dilalui untuk mencapai suatu
tujuan”. Metode barasal dari dua perkataan, yaitu meta dan hodos. Meta
berarti melalui, dan hodos berarti jalan atau cara. Bila ditambah dengan logi sehingga menjadi “metodologi” berarti ilmu pengetahuan tentang jalan atau cara yang
harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan.
Metode yang digunakan dalam
pengajaran perbaikan yaitu metode yang dilaksanakan dalam keseluruhan kegiatan
bimbingan belajar mulai dari tingkat identifikasi kasus sampai dengan tindak
lanjut. Metode yang dapat digunakan , yaitu :
1)
Tanya jawab
Metode ini digunakan dalam rangka
pengenalan kasus untuk mengetahui jenis dan sifat kesulitan siswa. Kebaikan
metode ini dalam rangka pengajaran perbaikan yaitu memungkinkan terbinanya
hubungan baik antara guru dan siswa, meningkatkan motivasi belajar siswa,
menumbuhkan rasa percaya diri siswa, dan sebagainya.
2)
Diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara
penyajian/penyampaian baban pembelajara dimana pendidik memberikan kesempatan kepada
peserta didik/membicarakan secara ilmiah guna mengupulkan pendapat, membuat
kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan atas sesuatu masalah. Metode ini digunakan
dengan memanfaatkan interaksi antar-individu dalam kelompok untuk memperbaiki
kesulitan belajar yang dialami oleh sekelompok siswa.
3)
Tugas
Metode ini dapat digunakan untuk
mengenal kasus dan pemberian bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan
belajar. Siswa diharapkan dapat lebih memahami dirinya, dapat memperdalam
materi yang telah dipelajari, dan dapat memperbaiki cara-cara belajar yang
pernah dialami.
4)
Kerja kelompok
Metode ini hampir bersamaan dengan
pemberian tugas dan diskusi. Yang terpenting adalah interaksi di antara anggota
kelompok dengan harapan terjadi perbaikan pada diri siswa yang mengalami
kesulitan belajar.
5)
Tutor
Tutor adalah siswa sebaya yang
ditugaskan untuk membantu temannya yang mengalami kesulitan belajar, karena
hubungan antara teman umumnya lebih dekat dibandingkan hubungan guru-siswa.
Pemilihan tutor ini berdasarkan prestasi, hubungan sosial yang baik, dan cukup
disenangi oleh teman-temannya. Tutor berperan sebagai pemimpin dalam kegiatan
kelompok sebagai pengganti guru.
6)
Pengajaran individual
Pengajaran individual adalah interaksi
antara guru-siswa secara individual dalam proses belajar mengajar. Pendekatan
dengan metode ini bersifat teraputik, artinya mempunyai sifat penyembuhan
dengan cara memperbaiki cara-cara belajar siswa. Hasil yang diharapkan dalam
metode ini di samping adanya perubahan prestasi belajar juga perubahan dalam
pemahaman diri siswa.
F.
Prosedur Pelassanaan Pengajaran Perbaikan
Remedial teaching yang merupakan salah satu bentuk bimbingan
belajar dapat dilaksanakan melalui prosedur sebagai berikut:
Meneliti kasus dengan permasalahannya sebagai titik tolak kegiatan-kegiatan berikutnya. Tujuan penelitian kembali kasus ini adalah agar memperoleh gambaran yang jelas mengenai kasus tersebut, serta cara dan kemungkinan pemecahannya. Berdasar atas penelitian kasus akan dapat ditentukan murid-murid yang perlu mendapatkan Remedial teaching.
Menentukan tindakan yang harus dilakukan: Dalam langkah ini, dilakukan usaha-usaha untuk menentukan karakteristik kasus yang ditangani tersebut. Setelah karakteristik ditentukan, maka tindakan pemecahannya harus dipikirkan, yaitu sebagai berikut:
Meneliti kasus dengan permasalahannya sebagai titik tolak kegiatan-kegiatan berikutnya. Tujuan penelitian kembali kasus ini adalah agar memperoleh gambaran yang jelas mengenai kasus tersebut, serta cara dan kemungkinan pemecahannya. Berdasar atas penelitian kasus akan dapat ditentukan murid-murid yang perlu mendapatkan Remedial teaching.
Menentukan tindakan yang harus dilakukan: Dalam langkah ini, dilakukan usaha-usaha untuk menentukan karakteristik kasus yang ditangani tersebut. Setelah karakteristik ditentukan, maka tindakan pemecahannya harus dipikirkan, yaitu sebagai berikut:
a.
Kalau kasusnya ringan, tindakan yang ditentukan adalah
memberikan Remedial teaching.
b. Kalau kasusnya cukup dan berat, maka sebelum
diberikan Remedial teaching harus diberi layanan konseling lebih dahulu,
yaitu untuk mengatasi hambatan-hambatan emosional yang mempengaruhi cara
belajarnya. Berdasarkan atas karakteristik kasus tersebut, maka pada tahap
kedua ini adalah membuat keputusan tentang cara mana yang harus dipilih. Untuk
itu beberapa pertimbangan yang dapat dipakai dalam mengambil keputusan adalah:
a.
Faktor efektivitas
yaitu ketepatan tercapainya tujuan Remedial teaching,
b. Faktor efisiensi, yaitu edikitnya tenaga, bea dan
waktu yang dipergunakan, namun hasilnya seoptimal mungkin,
c.
Faktor kesusilaan dengan jenis masalah, sifat
individu, fasilitas dan kesempatan yang tersedia.
3.
Pemberian layanan khusus yaitu bimbingan dan
konseling. Tujuan dari layanan khusus bimbingan penyuluhan ini adalah
mengusahakan agar murid yang menjadi kasus ini terbatas dari hambatan mental
emosional, sehingga kemudian siap menghadapi kegiatan belajar secara wajar.
Bentuk konseling di sini bisa berupa pdikoterapi yang dilakukan oleh psikolog.
Tetapi ada kalanya kasus ini dapat dilakukan oleh guru sendiri.
4.
Langkah pelaksanaan Remedial teaching.
Sasaran pokok daripada langkah ini adalah peningkatan prestasi maupun
kemampuan menyesuaikan diri sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
5.
Melakukan pengukuran kembali terhadap prestasi
belajar.
Dengan diselesaikannya pelaksanaan Remedial teaching, maka
selanjutnya dilakukan pengukuran terhadap perubahan pada diri murid yang
bersangkutan dengan alat tes sumatif.
6.
Melakukan re-evaluasi dan re-diagnostik.
Hasil pengukuran yang dilakukan pada langkah ke lima kemudian ditafsirkan
dengan membandingkan dengan kriteria seperti pada proses belajar mengajar yang
sesungguhnya. Adapun hasil penafsiran itu dapat terjadi tiga kemungkinan,
yaitu:
a.
Kasus menunjukkan kenaikan prestasi yang
dihasilkan sesuai dengan kriteria yang diharapkan.
b.
Kasus menunjukkan kenaikan prestasi, namun belum
memenuhi kriteria yang diharapkan.
c.
Kasus belum menunjukkan perubahan yang berarti
dalam hal prestasi.
Sebagai tindak lanjut dan langkah Remedial teaching adalah adanya
tiga kemungkinan:
a.
Bagi kasus yang berhasil, maka selanjutnya
diteruskan ke program berikutnya.
b. Bagi kasus yang belum berhasil sepenuhnya
diserahkan pada pembimbing untuk diadakan pengayaan.
c. Bagi kasus yang belum berhasil, perlu didiagnosis
lagi untuk mengetahui letak kelemahan Remedial teaching untuk
selanjutnya diadakan ulangan dengan alernatif yang sama.
****
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. 1991. Psikologi
Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Langgulung, Hasan. 1985. Pendidikan dan
Peradaban Islam. Jakarta: Pustaka Al Husna.
M. Arifin. 1993. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Ramayulis. 2011. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.