Selasa, 09 Oktober 2012

HAJI DAN UMROH



A.      Pengertian
Haji menurut etimologi adalah menuju atau mengunjungi dan kata haji dari segi terminologi dalam syari'at Islam bermakna mengunjungi ka'bah dan tanah suci, untuk beribadah yang telah ditentukan syarat, rukun dan kewajiban-kewajibannya.
Umrah secara etimologi adalah ziarah dalam pengertian umum, sedangkan secara terminologi adalah berziarah ke Baitullah dalam pengertian khusus.
Perintah haji dan umrah telah difirmankan oleh Allah SWT sebagai berikut:
وَأَتِمُّوا الْحَجَّ وَالعُمْرَةَ لِله...ِ
Artinya: “Dan sempurnakaklnlah ibadah haji dan umrah karena Allah SWT.” (Al-Baqarah: 196)
Untuk menunaikan ibadah haji, dapat dikerjakan dengan berbagai tata cara sebagai berikut:
a.    Haji tamattu' adalah cara pelaksana'an haji yang mendahulukan umrah, sampai selesai. Kemudian pada waktu haji besar (8 Dzulhijjah), barulah mengerjakan ibadah haji hingga selesai.
Waktu umrah pada haji tamattu' adalah dimulai dari bulan syawal sampai pada hari kedelapan pada bulan Dzulhijjah. Haji tamattu' adalah tata cara haji yang mayoritas dipakai oleh kebanyakan jama'ah haji, dan barangsiapa yang mengerjakan haji dengan menggunakan cara ini, maka wajib membayar dam (denda).
b.    Haji Qiran adalah melaksankan haji dan umrah menjadi satu, dan dilaksanakan dalam sekali jalan. Barang siapa yang mengerjakan haji Qiran ini juga wajib membayar dam (denda).
c.    Haji Ifrad adalah melaksankan haji dengan cara mengerjakan haji saja yang didahulukan yaitu pada waktunya (Syawwal sampai 12/13 dzulhijjah). Sedangkan umrah, dijalankan sebelum bulan syawwal, atau setelah selesai mengerjakan haji pada tahun itu juga.
Waktu umrah bagi haji ifrad ini adalah sepanjang tahun. Haji dengan cara Ifrad inilah yang terbaik dan barang siapa yang memakai cara Ifrad ini, apabila masuk kedalam tanah haram (makkah), wajib ihram haji dan thawaf, yang dinamakan Thawaf Qudum. Dan terus berpakaian ihram, sampai tiba waktunya mengerjakan haji pada tangal 8-13 dzulhijjah. Dan yang memkai cara ifrad ini maka akan terhindar dari pembayaran dam (denda).
Berikut adalah hadist tentang macam-macam haji (tamattu', qiran, ifrad):
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّهَا قَالَتْ خَرَجْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَامَ حَجَّةِ الْوَدَاعِ فَمِنَّا مَنْ أَهَلَّ بِعُمْرَةٍ وَمِنَّا مَنْ أَهَلَّ بِحَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ وَمِنَّا مَنْ أَهَلَّ بِالْحَجِّ وَأَهَلَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالْحَجِّ فَأَمَّا مَنْ أَهَلَّ بِالْحَجِّ أَوْ جَمَعَ الْحَجَّ وَالْعُمْرَةَ لَمْ يَحِلُّوا حَتَّى كَانَ يَوْمُ النَّحْرِ (متفق عليه) ص
Artinya: Dari 'Aisyah r.a ia berkata: “Kami keluar bersama Rasulullah saw. Pada tahun haji wada', di antara kami ada yang berihram buat 'umrah, ada yang berihram buat haji dan 'umrah, ada yang berihram buat haji, dan rasulullah saw. Berihram buat haji. Adapun yang  berihram buat 'umrah, maka ia bertahallul tatkala ia datang, adapun yang berihram buat haji atau disatukan haji dan 'umrah, maka ia tidak boleh tahallul sehingga hari nahr”. (H.R Bukhari dan Muslim)
 
B.       Syarat, Rukun, Wajib, dan Sunnah Haji
1.    Syarat Wajib Haji
Orang-orang yang berkewajiban menjalankan haji itu adalah orang-orang yang memenuhi syarat-syarat di bawah ini:
a.     Beragama Islam (Tidak wajib, tidak sah haji orang kafir),
b.    Berakal (Tidak wajib atas orang gila),
c.     Baligh (Sampai umur 15 tahun atau dengan tanda-tanda lain, sehingga tidak wajib haji atas anak-anak),
d.    Merdeka (bukan budak),
e.     Mampu secara material dan immaterial (Tidak wajib haji atas orang yang tidak mampu; miskin maupun sakit).
Mampu itu merupakan syarat wajib haji, berdasarkan firman Allah SWT, sebagai berikut:
وَلِلهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ اِلَيْهِ سَبِيْلًا...
Artinya: “Dan di antara kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan kesana”. (Q.S Ali Imran: 97).
Kemampuan yang disyaratkan di dalam haji pada intinya mencakup dua hal:
a.    Kemampuan badaniah. Maksudnya, tidak memiliki penyakit yang menghalangi orang melakukan perjalanan, dan tidak ada penghalang yang mencegah orang pergi ke Baitullah.
b.    Kemampuan finansial. Maksudnya, kemampuan orang menyediakan perbekalan dan kendaraan yang mengantarkannya ke Baitullah. Jika seseorang telah memiliki ongkos untuk haji, dan ongkos untuk pesawat atau mobil, naka dia dikkatakan telah kena bekal dan kendaraan.
 
2.    Rukun Haji
Rukun haji adalah sesuatu yang tidak sah haji melainkan dengan melakukannya, dan ia tidak boleh diganti dengan “dam” (menyembelih binatang).
a.    Ihram
Berniat mulai mengerjakan haji dengan membaca لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ حَجًّا. Ihram itu wajib dikerjakan dari batas-batas tempat dan waktu, yang dinamakan Miqaat.
b.    Wuquf
Nadir di Padang Arafah pada waktu yang diteentukan, yaitu mulai daari tergelincir matahari(waktu dhuhur) tanggal 9 bulan haji sampai terbit fajar tanggal 10 bulan haji.
c.    Thawaf
Thawaf asal artinya mengelilingi (mengedari). Maksudnya mengelilingi Ka’bah.
Thawaf dibedakan menjadi dua yaitu thawaf  wajib dan thawaf sunnah, dan semuanya ada lima macam:
1)   Thawaf umrah, yakni thawaf yang menjadi salah satu rukun umrah.
2)   Thawaf Ifadah, yaitu thawaf yang menjadi salah satu rukun haji, dan dikerjakan sesudah melontar jumrah 'Aqabah.
3)   Thawaf Qudum, yaitu  thawaf  bagi orang-orang yang baru datang ke makkah,
4)   Thawaf Wada', yaitu tawaf selamat tinggal bagi orang yang hendak meningglkan Makkah.
5)   Thawaf sunnah, yaitu yang sunnah dikerjakan setiap waktu sebanyak-banyaknya. Di dalam atau di luar ihram.
Syarat Thawaf antara lain:
a)      Menutup aurat,
b)      Suci dari hadas dan najis,
c)      Ka’bah hendaknya di sebelah kiri orang yang thawaf,
d)     Permulaan thawaf itu hendaklah dari Hajar Aswad,
e)      Thawaf itu hendaklah tujuh kali,
f)       Tawaf itu hendaklah di dalam masjid karena Rasulullah saw melakukan thawaf di dalam masjid.
d.   Sa'i
Berlari-lari kecil di antara bukit Shafa dan Marwah. Dalam hal ini para ulama menyarankan untuk berdo’a sebanyak-banyaknya dan dalam bacaan apa saja. Karena pada dasarnya mekna sa’i  adalah tempat berdoa yang mustajabah.
اِنَّالصَّفَا وَالْمَروَةَ مِنْ شَعَائِرالله
"Sesungguhnya Shafa dan Marwah itu adalah sebagian  Syair Allah." (Al-Baqarah: 158)
e.    Tahallul
Sekurang-kurangnya menghilangkan tiga helai rambut .
f.     Menertibkan rukun-rukun itu. Mendahulukan yang awal di antara rukun-rukun itu.
Apabila ditinggalkan salah satu dari rukun-rukun tersebut, maka tidak sah hajinya, dan tidak dapat diganti dengan dam.
3.    Wajib Haji
Wajib haji adalah Sesuatu yang perlu dikerjakan, tetapi sah-nya haji tidak bergantung padanya, dan boleh diganti dengan menyembelih binatang,
a.    Ihram harus dari batas-batas tempat, dan waktu yang telah ditentukan (Miqaat),
b.    Bermalam di Muzdalifah, yakni sepulangnya dari Arafah ke Mina.
c.    Bermalam di Mina selama 3 atau 2 malam, pada hari tasyriq,
d.   Melontar Jumrah 'Aqabah pada tanggal 10 Dzulhijjah dan melontar Jumrah ketiga-tiganya pada hari-hari tasyriq,
e.    Thawaf Wada’ (Thawaf ketika akan meninggalkan Makkah),
f.     Meninggalkan perkara-perkara yang diharamkan (terlarang), karena ihram.
4.    Sunnah Haji
Beberapa sunnah haji diantaranya sebagai berikut:
a.     Mandi untuk ihram,
b.    Mandi untuk wukuf di Arafah,
c.     Shalat sunnah ihram 2 raka'at,
d.    Thawaf qudum, yaitu thawaf karena datang di tanah haram.
e.     Membaca tabliyah, sebagai berikut:
لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ لَبَّيْكَ لَا شَرِيكَ لَكَ لَبَّيْكَ إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لَا شَرِيكَ لَكَ
Artinya: “Aku datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah, aku datang memenuhi panggilan-Mu. Tidak ada sekutu bagi-Mu. Aku penuhi  panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji dan nikmat adalah milik-Mu. Segenap kekuasaan milik-Mu. Tidak ada sekutu bagi-Mu.”
f.     Bermalam di Mina tanggal 9 Dzulhijjah,
g.    Berkumpul di Arafah pada siang dan malam (bukan siang saja),
h.    Minum Air Zamzam,
i.      Berhenti di Masy'aril-Haram pada hari Nahar (10 Dzulhijjah),
j.      Shalat dua rakaat setelah thawaf.

C.      Rukun dan Wajib Umrah
Rukun umrah itu ada lima:
a.   Ihram dengan niatnya: لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ عُمْرَةً.
b.    Thawaf,
c.    Sa'i,
d.   Tahallul,
e.    Tertib.
Adapun wajib umrah ada dua perkara:
a.    Ihram dari miqat,
b.    Meninggalkan hal-hal yang diharamkan karena ihram,
D.      Rangkaian Ibadah Haji
Pada umumnya, jamaah haji dari Indonesia menjalankan ibadah haji dengan cara tamattu’. Berikut adalah rangkaian kegiatannya:
·      Mandi, mulai Ihram dengan niat Ihram umrah dari miqaat (Yalamlam, Jedah atau Bir-Ali).
·      Shalat 2 rakaat di miqat.
·      Berangkat ke Masjidi Harom. Sepanjang jalan membaca Talbiah.
·      Thawaf di Baitullah, lalu sholat sunnah thawaf di maqom Ibrahim.
·      Sa'i dan Tahallul.
Sampai di sini selesailah pelaksanaan umrah. Pada tanggal 8 Dzulhijjah, mulai menjalankan Haji.
·      Pada tanggal 8 Dzulhijjah, atau pada malam harinya, mulai ihram dari Makkah dengan niat ihram haji.
·      Menuju Arafah untuk wukuf , dalam perjalanan membaca talbiyah.
·      Tanggal 9 mulai Wukuf. Shalat dhuhur dan ashar dikerjakan dengan qoshor jamak taqdim.
·      Sore (sesudah wukuf) menuju Muzdalifah, dalam perjalanan membaca Talbiyah.
·      Sampai di Muzdalifah, mengerjakan sholat Magrib dan isya’ qoshor jama’ ta’khir, lalu bermalam. Sholat subuh, lalu mencari batu untuk melontar Jumrah.
·      Menuju Mina. Melontar Jumrah Aqabah.
·      Tahallul awwal.
·      Membayar dam (denda).
·      Menuju Makkah, dan setelah berwudlu terus thawaf ifadlah, kemudian diteruskan Sa'i dan Tahallul Tsani.
·      Sorenya kembali ke Mina untuk bermalam (11 Dzulhijjah).
·      Keesokan harinya, setelah dzuhur, melontar jumrah ketiga-tiganya.
·      Malamnya bermalam lagi satu malam (12 Dzulhijjah).
·      Keesokan harinya setelah dzuhur, melontar jumrah lagi, dan sesudah itu boleh kembali ke Makkah atau bermalam lagi satu malam (13 Dzulhijjah), dan melontar jumrah lagi, kemudian kembali ke Makkah.
·      Ketika akan pulang ke tanah air, kita jalankan Thawaf Wada' (Thawaf perpisahan).

E.       Hadits-Hadits Tentang Haji & Umrah


×       حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ سُمَيٍّ مَوْلَى أَبِي بَكْرِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أَبِي صَالِحٍ السَّمَّانِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْعُمْرَةُ إِلَى الْعُمْرَةِ  كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُمَا وَالْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الْجَنَّةُ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Yusuf telah mengabarkan kepada kami Malik dari Sumayya, maulana Abu Bakar bin 'Abdurrahman dari Abu Shalih As-Samman dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Umrah demi 'umrah berikutnya menjadi penghapus dosa antara keduanya dan haji mabrur tidak ada balasannya kecuali surga". BUKHARI - 1650)

×       حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ مَنْصُورٍ سَمِعْتُ أَبَا حَازِمٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ حَجَّ هَذَا الْبَيْتَ فَلَمْ يَرْفُثْ وَلَمْ يَفْسُقْ رَجَعَ كَمَا وَلَدَتْهُ أُمُّهُ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Harb telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Manshur aku mendengar Abu Hazim dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa yang menunaikan haji di Baitullah ini kemudian tidak berkata, -kata kotor dan tidak berbuat fasiq maka bila dia kembali keadaannya seperti saat dilahirkan oleh ibunya". (BUKHARI - 1690)

×       حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ عُمَرَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ قَالَ أَخْبَرَنِي عَبْدُ الْمَلِكِ بْنُ عُمَيْرٍ عَنْ قَزَعَةَ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا سَعِيدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَرْبَعًا قَالَ سَمِعْتُ مِنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَكَانَ غَزَا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثِنْتَيْ عَشْرَةَ غَزْوَةً ح حَدَّثَنَا عَلِيٌّ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ سَعِيدٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ  عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تُشَدُّ الرِّحَالُ إِلَّا إِلَى ثَلَاثَةِ مَسَاجِدَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَمَسْجِدِ الرَّسُولِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَسْجِدِ الْأَقْصَى
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Hafsh bin 'Umar telah menceritakan kepada kami Syu'bah berkata, telah mengabarkan kepada saya 'Abdul Malik bin 'Umair dari Qaza'ah berkata; Aku mendengar Abu Sa'id radliallahu 'anhu empat kali, berkata; Aku mendengar dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Dia (Abu Sa'id radliallahu 'anhu) pernah ikut berperang bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sebanyak dua belas kali peperangan. Dan diriwayatkan, telah menceritakan kepada kami 'Ali telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Az Zuhriy dari Sa'id dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidaklah ditekankan untuk berziarah kecuali untuk mengunjungi tiga masjid, Masjidil Haram, Masjid Rasul shallallahu 'alaihi wasallam dan Masjidil Aqsha". (BUKHARI - 1115)

×       حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ قَالَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ زَيْدِ بْنِ رَبَاحٍ وَعُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ الْأَغَرِّ عَنْ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ الْأَغَرِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ صَلَاةٌ فِي مَسْجِدِي هَذَا خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ صَلَاةٍ فِيمَا سِوَاهُ إِلَّا الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Yusuf berkata, telah mengabarkan kepada kami Malik dari Zaid bin Rabah dan 'Ubaidillah bin Abu 'Abdullah Al Ghorri dari Abu 'Abdullah Al Ghorri dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Shalat di masjidku ini nilainya seribu kali lebih baik dibandingkan pada masjid lain kecuali pada Al Masjidil Haram". (BUKHARI - 1116)

×       حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ نَافِعٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَجُلًا قَالَ يَا رَسُول اللَّهِ مَا يَلْبَسُ الْمُحْرِمُ مِنْ الثِّيَابِ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَلْبَسُ الْقُمُصَ وَلَا الْعَمَائِمَ وَلَا السَّرَاوِيلَاتِ وَلَا الْبَرَانِسَ وَلَا الْخِفَافَ إِلَّا أَحَدٌ لَا يَجِدُ نَعْلَيْنِ فَلْيَلْبَسْ خُفَّيْنِ وَلْيَقْطَعْهُمَا أَسْفَلَ مِنْ الْكَعْبَيْنِ وَلَا تَلْبَسُوا مِنْ الثِّيَابِ شَيْئًا مَسَّهُ الزَّعْفَرَانُ أَوْ وَرْسٌ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Yusuf telah mengabarkan kepada kami Malik dari Nafi' dari 'Abdullah bin 'Umar radliallahu 'anhua bahwa ada seorang laki-laki berkata, kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam: "Pakaian apa yang harus dikenakan oleh seorang muhrim (yang sedang berihram)?. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Dia tidak boleh mengenakan baju, topi (sorban), celana, mantel kecuali seseorang yang tidak memiliki sandal, dia boleh mengenakan sepatu tapi dipotongnya hingga berada dibawah mata kaki dan tidak boleh pula memakai pakaian yang diberi minyak wangi atau wewangian dari daun tumbuhan". (BUKHARI - 1442)

×        حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ نَافِعٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ تَلْبِيَةَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ لَبَّيْكَ لَا شَرِيكَ لَكَ لَبَّيْكَ إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لَا شَرِيكَ لَكَ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Yusuf telah mengabarkan kepada kami Malik dari Nafi' dari 'Abdullah bin 'Umar radliallahu 'anhua bahwa cara talbiyah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah: "Labbaikallahumma labbaik. Labbaika laa syariika laka labbaik. Innal hamda wan ni'mata laka wal mulk. Laa syariika laka". ("Aku datang memenuhi panggilanMu ya Allah. Aku datang memenuhi panggilanMu tidak ada sekutu bagiMu. Sesungguhnya segala puji, nikmat milikMu begitu pula kerajaan. Tidak ada sekutu bagi-Mu"). (BUKHARI - 1448)

×        حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا طَلْحَةُ بْنُ يَحْيَى حَدَّثَنَا يُونُسُ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ سَالِمٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَاأَنَّهُ كَانَ يَرْمِي الْجَمْرَةَ الدُّنْيَا بِسَبْعِ حَصَيَاتٍ يُكَبِّرُ عَلَى إِثْرِ كُلِّ حَصَاةٍ ثُمَّ يَتَقَدَّمُ حَتَّى يُسْهِلَ فَيَقُومَ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ فَيَقُومُ طَوِيلًا وَيَدْعُو وَيَرْفَعُ يَدَيْهِ ثُمَّ يَرْمِي الْوُسْطَى ثُمَّ يَأْخُذُ ذَاتَ الشِّمَالِ فَيَسْتَهِلُ وَيَقُومُ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ فَيَقُومُ طَوِيلًا وَيَدْعُو وَيَرْفَعُ يَدَيْهِ وَيَقُومُ طَوِيلًا ثُمَّ يَرْمِي جَمْرَةَ ذَاتِ الْعَقَبَةِ مِنْ بَطْنِ الْوَادِي وَلَا يَقِفُ عِنْدَ هَا ثُمَّ يَنْصَرِفُ فَيَقُولُ هَكَذَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَفْعَلُهُ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami 'Utsman bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Tholhah bin Abu Yahya telah menceritakan kepada kami Yunus dari Az Zuhriy dari Salim dari Ibnu 'Umar radliallahu 'anhuma bahwa dia melempar Al Jumrah Ad-Dunya (Al Ulaa, awal) dengan tujuh kerikil dengan bertakbir pada setiap kali lemparannya, kemudian dia maju hingga sampai pada permukaan yang datar dia berdiri menghadap qiblat dengan agak lama, lalu berdo'a dengan mengangkat kedua tangannya kemudian melempar jumrah Al Wustho lalu dia mengambil jalan sebelah kiri pada dataran yang rata lalu berdiri menghadap qiblat dengan agak lama lalu berdo'a dengan mengangkat kedua tangannya dan tetap berdiri agak lama, kemudian dia melempar jumrah Al 'Aqabah dari dasar lembah dan dia tidak berhenti disitu, lalu segera pergi dan berkata: "Begitulah aku melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengerjakannya". (BUKHARI - 1633)
×        و حَدَّثَنِي حَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ الْحُلْوَانِيُّ حَدَّثَنَا زَيْدُ بْنُ الْحُبَابِ حَدَّثَنِي إِبْرَاهِيمُ بْنُ نَافِعٍ حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِي نَجِيحٍ عَنْ مُجَاهِدٍ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّهَا حَاضَتْ بِسَرِفَ فَتَطَهَّرَتْ بِعَرَفَةَ فَقَالَ لَهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُجْزِئُ عَنْكِ طَوَافُكِ بِالصَّفَا وَالْمَرْوَةِ عَنْ حَجِّكِ وَعُمْرَتِكِ
Artinya: Dan telah meceritakan kepadaku Hasan bin Ali Al Hulwani Telah menceritakan kepada kami Zaid bin Hujab telah menceritakan kepadaku Ibrahim bin Nafi' telah menceritakan kepadaku Abdullah bin Abu Najih dari Mujahid dari Aisyah radliallahu 'anha, bahwa ia haid di Saraf dan suci kembali ketika berada di Arafah, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda padanya: "Thawafmu antara Shafa dan Marwah telah mencukupi untuk haji dan sekaligus umrahmu." (MUSLIM - 2124)

×       حَدَّثَنَا هَارُونُ بْنُ سَعِيدٍ الْأَيْلِيُّ وَأَحْمَدُ بْنُ عِيسَى قَالَا حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ أَخْبَرَنِي مَخْرَمَةُ بْنُ بُكَيْرٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ سَمِعْتُ يُونُسَ بْنَ يُوسُفَ يَقُولُ عَنْ ابْنِ الْمُسَيَّبِ قَالَ قَالَتْ عَائِشَةُ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا مِنْ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ وَإِنَّهُ لَيَدْنُو ثُمَّ يُبَاهِي  بِهِمْ الْمَلَائِكَةَ فَيَقُولُ مَا أَرَادَ هَؤُلَاءِ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Harun bin Sa'id Al Aili dan Ahmad bin Isa keduanya berkata, Telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb telah mengabarkan kepadaku Makhramah bin Bukair dari bapaknya ia berkata, saya mendengar Yunus bin Yusuf berkata, dari Ibnul Musayyab ia berkata, Aisyah berkata; Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak ada satu hari pun yang di hari itu Allah lebih banyak membebaskan hamba-Nya dari api neraka dari pada hari 'Arafah, sebab pada hari itu Dia turun kemudian membangga-banggakan mereka di depan para malaikat seraya berfirman: “Apa yang mereka inginkan?” (MUSLIM - 2402)

DAFTAR PUSTAKA

 Al-Muthlaq, Abdullah bin Muhammad. 2006. Fiqih Sunnah Kontemporer. Jakarta: Sahara.
Haryono, Yudhie dkk. 2002. Haji Mistik. Bekasi: Nalar.
Mughniyah, Muhammad Jawad. 2011. Fiqih Lima Madzhab. Jakarta: Lentera.
Syukur, Amin. 2010. Pengantar Studi Islam. Semarang: Pustaka Nun.
Usman, Achmad. 1996. Hadits Ahkam. Surabaya: Al-Ikhlas.
Zarkasyi, Imam. 1995. Fiqih II. Ponorogo: Trimurti Press.
Zuhri, Muhammad. 1994. Terjemah Fiqih Empat Madzhab. Semarang: CV Asy-Syifa. 
hit counter
perfume