Selasa, 21 Mei 2013

BIMBINGAN DAN KONSELING SEBAGAI JABATAN PROFESIONAL



Lingkungan hidup pertama peserta didik adalah rumahnya masing-masing, oleh karena itu dirumahnya itulah peserta didik pertama kali mendapat bimbingan dan penyuluhan oleh orang tuanya atau orang lain yang bertanggungjawab tentang kehidupannya. Lingkungan hidup kedua yang kedua yang penting bagi peserta didik adalah tempatnya belajar dan menuntut ilmu pengetahuan yaitu lingkungan sekolah. Sekolah sebagai lembaga pendidikan adalah tempat untuk mempersiapkan peserta didik menghadapi kehidupannya, dengan demikian baik di rumah maupun sekolah peserta didik perlu mendapat bantuan belajar melalui proses bimbingan dan penyuluhan.
Tenaga bimbingan yang professional dengan segala usaha membantu peserta didik memahami dirinya sendiri dan lingkungan hidupnya. Sebelum membantu, tenaga pendidikan lebih dahulu harus mengenal konsep pemahaman diri sendiri (self understanding, aktualisasi dari potensi-potensi, bakat-bakat khusus dan minat). Lalu mengetahui dan memahami pemilihan terhadap pelajaran sekolah (jurusan-jurusan) sesuai dengan kebutuhan, minat dan kemampuan pribadi, serta kondisi-kondisinya (Partowisastro, 1982:14).
Pembimbing harus mampu melihat potensi peserta didik yang dapat diaktualisasikan sesuai pengembangan dan muatan kurikulum yang menjadi pengalaman belajarnya. Oleh karena itu posisi bimbingan dan penyuluhan memainkan peran kunci untuk membantu keberhasilan belajar peserta didik, dan pembahasan ini fokus pada bimbingan dan konseling sebagai jabatan profesional.

A.  Bimbingan Dan Konseling
1.    Bimbingan
Istilah bimbingan digunakan sebagai terjemahan istilah bahasa Inggris “Guidance”, yang dartikan usaha menolong orang lain atau siswa untuk mengembangkan pandangannya tentang diri sendiri, orang lain, dan masyarakat sekitarnya agar mampu menganalisa masalah-masalah atau kesukaran-kesukaran yang dihadapinya dengan menetapkan sendiri  keputusan terbaik dalam menyelesaikan masalah dan kesukaran yang dihadapinya.
Menurut W. S. Winkel (1981) bahwa Guidance memiliki hubungan dengan guiding yaitu:Menunjukkan jalan (Showing  a way), menuntun (conducting), memberikan petunjuk (giving instructions), mengatur (regulating),  mengarahkan (governing), dan memberikan nasehat (giving advice).
James (1970:8) menegaskan bahwa  bimbingan adalah pertolongan yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain dalam membuat pilihan, mengadakan penyesuaian, dan memecahkan masalah.
2.      Konselor
Konselor adalah seseorang yang berkewajiban membantu siswa yang mengalami kesulitan, baik yang berkenaan dengan proses belajar yang dialaminya maupun kesulitan-kesulitan pribadi yang berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap pertumbuhan dan perkembangan siswa tersebut.
Dilihat karakteristiknya, konselor profesional itu memiliki unsur:
a.       Kualitas pribadi konselor
b.      Keterampilan- keterampilan antar pribadi yang dimiliki konselor
c.       Keterampilan- keterampilan membedakan dan konseptualisasi yang dimiliki konselor
d.      Keterampilan-keterampilan intervensi yang dimiliki konselor.

B.  Prinsip-Prinsip Bimbingan Dan Konseling
Konselor atau pembimbing yang tangguh  dan profesional muncul dan tumbuh melalui pengalaman  dan pengembangan yang terus menerus dengan prinsip professional. Belkin mengemukakan  ada enam prinsip untuk menegakkan  dan menumbuh kembangkan layanan bimbingan dan konseling: (1) konselor harus memulai kariernya sejak awal dengan program kerja yang jelas dan memiliki kesiapan yang tinggi untuk melakukan program konseling; (2) konselor selalu mempertahankan sikap profesional tanpa menganggu keharmonisan hubungan antar konselor dengan personal sekolah lainnya dan siswa; (3) konselor bertanggungjawab untuk memahami perannya sebagai konselor profesional dan menerjemahkan dalam kegiatan nyata; (4) konselor bertanggung jawab pada siswa, baik siswa yang gagal, yang menimbulkan gangguan, kemungkinan putus sekolah, mengalami permasalahan emosional, mengalami kesulitan belajar, maupun siswa yang memiliki bakat istimewa, yang memiliki potensi di atas rata-rata, menarik diri dari halayak ramai, maupun bersikap menarik perhatian guru dan personel sekolah; (5) konselor harus memahami dan mengembangakan kompetensi untuk membantu peserta didik yang mengalami masalah dengan kadar yang cukup parah, peserta didik yang mengalami gangguan emosional. Melalui penerapan program-program kelompok, kegiatan belajar di sekolah, kegiatan luar sekolah dan kegiatan lainnya, dan (6) Konselor harus bisa bekerjasama secara efektif dengan kepala sekolah,  memberikan perhatian terhadap kebutuhan, harapan, dan kecemasan-kecemasannya (prayitno, 1991:223).
1.    Tugas-tugas Konselor Sekolah
Konseling merupakan suatu proses pertemuan langsung antara konselor dan konseli yang bermasalah, di mana pembimbing membantu konseli dalam memecahkan masalahnya dan mengusahakan perubahan sikap dan tingkah laku. Tugas konselor adalah mengusahakan perubahan sikap yang dimanifestasikan dalam tingkah laku tertentu didasari oleh sikap tertentu pula.
Secara umum dan luas tugas konselor sekolah dirumuskan oleh Arthur J. Jones, & Buford Streffle and Norman R. Stewart (1970) yang dapat diartikan bahwa seorang konselor sekolah harus bertanggung jawab atas kesehatan, kesejahteraan, pendidikan, dan kebutuhan sosial anak, dan ikut dalam segala kegiatan sekolah secara menyeluruh, khususnya mendampingi kepala sekolah dalam menentukan kebijaksanaan-kebijaksanaan pendidikan. Dan juga mengadakan pertemuan dengan guru pembimbing dalam hubungan  dengan pelaksanaan layanan bimbingan di sekolah.
Secara umum khusus konselor sekolah memiliki tugas (1) bertanggung jawab tentang keseluruhan pelaksanaan  konseling di sekolah; (2) mengumpulkan dan menyusun data, mengolah dan menafsirkan data yang kemudian  dapat dipergunakan oleh semua petugas bimbingan di sekolah; (3) memilih dan mempergunakan berbagai instrumen tes psikologis untuk memperoleh berbagai informasi mengenai bakat khusus, minat, kepribadian, dan inteligensinya masing-masing murid; (4) melaksanakan bimbingan kelompok  maupun bimbingan individual (wawancara konseling); (5) membantu petugas bimbingan untuk mengumpulkan, menyusun dan mempergunakan informasi tentang berbagai permasalahan pendidikan dan pekerjaan, jabatan atau karir, yang dibutuhkan oleh guru bidang studi  dalam proses belajar mengajar di kelas; dan (6) melayani orang tua/wali murid yang ingin mengadakan konsultasi tentang anak-anaknya.
2.    Persyaratan Konselor Sekolah
Pekerjaan seorang konselor (penyuluh) sekolah bukanlah pekerjaan yang ringan tetapi pekerjaan yang membutuhkan keahlian, sebab individu yang dihadapi satu dengan yang lainnya mempunyai permasalahan yang berbeda, masing-masing mempunyai keunikan atau kekhasan baik dalam tingkah laku, kepribadian maupun sikap. Seorang konselor (penyuluh) sekolah di dalam menjalankan tugasnya harus mampu melakukan peranan yang berbeda-beda dari satu situasi ke situasi yang lainnya.
Oleh karena itu seorang konselor harus memenuhi persyaratan tertentu, misalnya persyaratan pendidikan formal, kepribadian, latihan atau pengalaman khusus. Hal penting dari performans konselor antara lain adalah sikap-sikap (attitudes) dan memiliki keterampilan antara lain:
1)   Penerimaan (acceptance)
a.     konselor bersedia menerima adanya perbedaan-perbedaan antara individu-individu dalam berbagai macam bentuk dan segi, dan
b.    suatu realita bahwa pengalaman-pengalaman yang berlangsung terus dari setiap orang itu merupakan pola yang kompleks atau majemuk dari pikiran, perasaan dan usaha-usahanya.
2)   Penuh pemahaman (Understanding)
Artinya, dapat menangkap dengan jelas dan komplit maksud dan arti yang client berusaha untuk menampilkannya. Memahami dengan perasaannya (feelings), dengan pikirannya, dengan hati maupun dengan otaknya.
3)   Kesungguhannya (Sincerity)
Keserasian yang harus ada antara apa yang dikatakan oleh konselor yang ia kerjakan dan siapa ia sebenarnya, konselor mampu merubah dirinya secara total dan manampilkan jatidiri yang sesungguhnya.
4)   Kemampuan Bekomunikasi (Communication)
Yaitu mengkomunikasikan pemahamannya tentang bagaimana client berusaha untuk mengekspresikan diri dan melakukannya dengan hangat dan sungguh-sungguh, komunikasi dibangun sesuai karakteristik dan kebutuhan client.
Setiap guru dan konselor penting sekali mengetahui motivasi belajar gunanya adalah untuk:
1)   Membangkitkan, meningkatkan dan memelihara semangat belajar sampai berhasil,
2)   Mengobarkan semangat belajar siswa,
3)   Mengingatkan da menyadarkan guru untuk memilih satu diantara bermacam-macam peran yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkannya, dan
4)   Memberi peluang guru untuk “unjuk kerja” rekayasa pedagogis tugas guru adalah membuat semua siswa belajar sampai berhasil.
                                     
C.  Tujuan Dan Fungsi Bimbingan Konseling
1.    Tujuan Bimbingan Konseling
Tujuan yang ingin dicapai dalam bimbingan di sekolah ialah kebahagiaan hidup pribadi, kehidupan yang efektif dan produktif, kesanggupan hidup bersama dengan orang lain, dan keserasian cita-cita siswa dengan kemampuan yang dimilikinya. Ada beberapa tujuan program bimbingan di sekolah, yaitu:
a.    Membantu para siswa untuk lebih mengenal sekolahnya, kesempatan-kesempatan pendidikan yang berguna baginya, tuntutan sekolah beserta tanggung jawab yang harus dipikulnya, sehingga dia merasakan suasana sekolah seperti rumahnya sendiridan ia dapat memilih berbagai program, kursus program ko-kurikuler dan sebagainya sehingga ia memperoleh posisi yang menguntungkan sebagai siswa.
b.    Membantu siswa untuk menyadari betapa pentingnya pemikiran dan perencanaan karir di masa depan, serta mengembangkan keterampilan-keterampilan untuk membuat rencana karir dengan didasarkan atas kekuatan sendiri.
c.    Membantu siswa untuk memiliki pengertian tentang berbagai kekuatan yang menyebabkan terjadinya perubahan perubahan yang besar dalam dunia pendidikan, pekerjaan, jabatan/karir dan industri serta pengaruhnya terhadap masa depan.
Untuk mencapai tujuan-tujuan bimbingan tersebut, mereka harus mendapatkan kesempatan untuk:
a.    Mengenal dan memahami potensi, kekuatan dan tugas-tugasnya,
b.    Mengenal dan memahami potensi-potensi yang ada di lingkungannya,
c.    Mengenal dan menentukan tujuan dan rencana pencapaian tujuan tersebut,
d.   Memahami dan mengatasi kesulitan-kesulitan sendiri, menggunakan kemampuannya untuk kepentingan dirinya, kepentingan lembaga tempat bekerja dan masyarakat,
e.    Menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan dari lingkungannya, dan
f.     Mengembangkan segala potensi dan kekuatan yang dimilikinya secara tepat dan teratur secara optimal.
2.    Fungsi Bimbingan Konseling
Bimbingan konseling mempunyai beberapa fungsi dalam petunjuk pelaksanaan bimbingan dan konseling untuk SLTP dan SMU, yaitu:
a.    Fungsi pemahaman individu, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu individu menemukan penyesuaian diri dan perkembangannya secara optimal,
b.    Fungsi pencegahan dan pengembangan, merupakan fungsi bimbingan dalam mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliki individu, dan
c.    Fungsi membantu memperbaiki penyesuaian diri, merupakan fungsi bimbingan dalam membantu individu memilih dan menetapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya.
3.    Layanan Bimbingan Konseling
Bimbingan dan penyuluhan secara konkrit berhadapan langsung dengan siswa yang memerlukan bantuan atau pertolongan dalam memecahkan masalah-masalah atau kesukaran-kesukaran yang dihadapinya dalam belajar. Pelaksanaan pelayanan bimbingan di sekolah yang terwujud dalam bentuk program bimbingan adalah mencakup sejumlah jenis layanan bimbingan. Mengenai petugas pelaksana yang melaksanakan berbagai jenis layanan bimbingan di sekolah seharusnya disesuaikan dengan kepentingan maupun kemungkinan-kemungkinan sejauh dapat dilaksanakan termasuk di dalamnya tersedianya fasilitas-fasilitas yang memadai.
Layanan dasar bimbingan dan penyuluhan untuk orang dewasa sebagaimana dikemukakan Nurihsan adalah:
1.    Memiliki tanggung jawab sosial dan kewarganegaraan secara lebih dewasa
2.    Membantu anak-anak dan pemuda khususnya anak kandungnya sendiri agar berkembang menjadi orang dewasa yang berkembang dan yang bertanggung jawab
3.    Mengembangkan aktivitas dan memanfaatkan waktu, luang, bersama orang dewasa lainnya
4.    Menghubungkan diri dengan pasangannya yakni suami istri sebagai seorang pribadi yang utuh
5.    Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan-operubahan psikologis yang lazim terjadi pada manusia yang memasuki masa setengah baya
6.    Melaksanakan dan menampikan unjuk kerja yang cukup baik dalam profesi dan jabatan
7.    Menyesuaikan diri dengan peri kehidupan orang-orang yang berusia lanjut, khususnya dalam cara bersikap dan bertindak.
Layanan dasar bimbingan bertujuan  membantu para individu mengembangkan perilaku efektif dan keterampilan- keterampilan hidupnya yang mengacu pada tugas-tugas perkembangannya.kegiatan layanan  bimbingan dan penyuluhan secara teknis melalui para konselor berkewajiban untuk:
1.    Membantu pengembangan situasi kelas dan sekolah, agar setiap siswa memperoleh pengalaman belajar yang tepat sesuai tujuan yang hendak di capai
2.    Memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada siswa untuk mandapatkan bantuan atau untuk menyampaikan kesukaran-kesukaran pribadinya
3.    Menciptakan hubungan saling percaya mempercayai satu dengan yang lainnya antara konselor dengan siswa dan juga orang tuanya.

4.    Bimbingan Belajar di Sekolah
Banyak teknik atau cara bimbingan yang dapat diberikan kepada siswa, bimbingan mana yang paling efisien dan efektif digunakan,
Tergantung kepada jenis dan kedalaman masalah, kondisi dan sifat-sifat siswa yang dibantu, kondisi dan kemampuan konselor yang akan membantu, serta situasi sekolah. Secara umum dibedakan teknik-teknik bimbingan yang bersifat kelompok dan yang bersifat individual. Berdasarkan kedalamannya, juga dibedakan antara bimbingan yang bersifat informatif, adjustif, danterapeutik.
Bimbingan individual adalah bimbingan yang diberikan pada individu siswa, yang dilaksanakan dalam situasi individu, yaitu hanya dalam situasi berdua siswa dengan konselor. Bimbingan kelompok adalah bantuan yang diberikan kepada individu siswa dalam situasi kelompok, dua atau lebih dari dua orang siswa.
Bimbingan informative adalah bantuan kepada siswa melalui informasi, kalau kesulitan yang dihadapi oleh siswa itu sebabnya karena kekurangan informasi, ketdik tahuan, maka bantuannya cukup dengan diberi informasi. Bimbingan  adjustif adalah membantu individu mengatasi kesulitan melalui berbagai bentuk penyesuaian diri dalam kegiatan kelompok, perwalian kelompok, prientasi, sosio drama berbagai aktifitas kelompok seperti pramuka, osis, dan lain-lain. Bimbingan terapeutik adalah bimbingan untuk membantu individu yang mengalami kesulitan yang mendalam, karena kesulitannya cukup mendalam, maka tidak dapat diatasi dengan bantuan yang bersifat informatif adjustif, tetapi perlu bantuan yang bersifat penyembuhan.
Ada tiga langkah utama dalam bimbingan siswa, yaitu langkah diagnosis, prognosis, dan treatment:
1.    Langkah diagnosis adalah langkah untuk mengetahui jenis dan tingkat kesulitan belajar siswa.
2.    Langkah prognosis yaitu langkah untuk memperkirakan bantuan apa yang dapat digunakan untuk membantu siswa mengatasi kesulitannya,  memperkirakan betapa lama dan sejauhmana bantuan ini dapat diberikan dan oleh siapa diberikannya.
3.    Langkah treatment  atau pelaksanaan bantuan adalah berdasarkan skala prioritas yang diberikan pada langkah prognosis, konselor mencoba memberikan bantuan dengan teknik atau cara yang efisien dan efektif. Bantuan yang efisien dan efektif adalah bantuan yang diperkirakan memberikan hasil paling tinggi, dengan waktu, biaya, dan peralatan yang paling hemat.


Diresume dari 

Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan
Penulis: Syaiful Sagala

Penerbit: Alfabeta
hit counter
perfume