Lingkungan hidup pertama peserta didik adalah
rumahnya masing-masing, oleh karena itu dirumahnya itulah peserta didik pertama
kali mendapat bimbingan dan penyuluhan oleh orang tuanya atau orang lain yang
bertanggungjawab tentang kehidupannya. Lingkungan hidup kedua yang kedua
yang penting bagi peserta didik adalah tempatnya belajar dan menuntut ilmu
pengetahuan yaitu lingkungan sekolah. Sekolah sebagai lembaga pendidikan adalah
tempat untuk mempersiapkan peserta didik menghadapi kehidupannya, dengan
demikian baik di rumah maupun sekolah peserta didik perlu mendapat bantuan
belajar melalui proses bimbingan dan penyuluhan.
Tenaga bimbingan
yang professional dengan segala usaha membantu peserta didik memahami dirinya
sendiri dan lingkungan hidupnya. Sebelum membantu, tenaga pendidikan lebih
dahulu harus mengenal konsep pemahaman diri sendiri (self understanding, aktualisasi
dari potensi-potensi, bakat-bakat khusus dan minat). Lalu mengetahui dan
memahami pemilihan terhadap pelajaran sekolah (jurusan-jurusan) sesuai dengan
kebutuhan, minat dan kemampuan pribadi, serta kondisi-kondisinya
(Partowisastro, 1982:14).
Pembimbing harus
mampu melihat potensi peserta didik yang dapat diaktualisasikan sesuai
pengembangan dan muatan kurikulum yang menjadi pengalaman belajarnya. Oleh
karena itu posisi bimbingan dan penyuluhan memainkan peran kunci untuk membantu
keberhasilan belajar peserta didik, dan pembahasan ini fokus pada bimbingan dan
konseling sebagai jabatan profesional.
A. Bimbingan Dan
Konseling
1. Bimbingan
Istilah
bimbingan digunakan sebagai terjemahan istilah bahasa Inggris “Guidance”,
yang dartikan usaha menolong orang lain atau siswa untuk mengembangkan
pandangannya tentang diri sendiri, orang lain, dan masyarakat sekitarnya agar
mampu menganalisa masalah-masalah atau kesukaran-kesukaran yang dihadapinya
dengan menetapkan sendiri keputusan
terbaik dalam menyelesaikan masalah dan kesukaran yang dihadapinya.
Menurut W.
S. Winkel (1981) bahwa Guidance memiliki hubungan dengan guiding yaitu:Menunjukkan
jalan (Showing a way), menuntun (conducting),
memberikan petunjuk (giving instructions), mengatur (regulating), mengarahkan (governing), dan
memberikan nasehat (giving advice).
James
(1970:8) menegaskan bahwa bimbingan
adalah pertolongan yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain dalam
membuat pilihan, mengadakan penyesuaian, dan memecahkan masalah.
2. Konselor
Konselor
adalah seseorang yang berkewajiban membantu siswa yang mengalami kesulitan,
baik yang berkenaan dengan proses belajar yang dialaminya maupun
kesulitan-kesulitan pribadi yang berpengaruh langsung atau tidak langsung
terhadap pertumbuhan dan perkembangan siswa tersebut.
Dilihat
karakteristiknya, konselor profesional itu memiliki unsur:
a. Kualitas pribadi konselor
b. Keterampilan- keterampilan
antar pribadi yang dimiliki konselor
c. Keterampilan-
keterampilan membedakan dan konseptualisasi yang dimiliki konselor
d. Keterampilan-keterampilan
intervensi yang dimiliki konselor.
B. Prinsip-Prinsip
Bimbingan Dan Konseling
Konselor
atau pembimbing yang tangguh dan
profesional muncul dan tumbuh melalui pengalaman dan pengembangan yang terus menerus dengan
prinsip professional. Belkin mengemukakan
ada enam prinsip untuk menegakkan
dan menumbuh kembangkan layanan bimbingan dan konseling: (1) konselor
harus memulai kariernya sejak awal dengan program kerja yang jelas dan memiliki
kesiapan yang tinggi untuk melakukan program konseling; (2) konselor selalu
mempertahankan sikap profesional tanpa menganggu keharmonisan hubungan antar
konselor dengan personal sekolah lainnya dan siswa; (3) konselor
bertanggungjawab untuk memahami perannya sebagai konselor profesional dan
menerjemahkan dalam kegiatan nyata; (4) konselor bertanggung jawab pada siswa,
baik siswa yang gagal, yang menimbulkan gangguan, kemungkinan putus sekolah,
mengalami permasalahan emosional, mengalami kesulitan belajar, maupun siswa
yang memiliki bakat istimewa, yang memiliki potensi di atas rata-rata, menarik
diri dari halayak ramai, maupun bersikap menarik perhatian guru dan personel
sekolah; (5) konselor harus memahami dan mengembangakan kompetensi untuk
membantu peserta didik yang mengalami masalah dengan kadar yang cukup parah, peserta
didik yang mengalami gangguan emosional. Melalui penerapan program-program
kelompok, kegiatan belajar di sekolah, kegiatan luar sekolah dan kegiatan
lainnya, dan (6) Konselor harus bisa bekerjasama secara efektif dengan kepala
sekolah, memberikan perhatian terhadap
kebutuhan, harapan, dan kecemasan-kecemasannya (prayitno, 1991:223).
1. Tugas-tugas
Konselor Sekolah
Konseling merupakan suatu proses pertemuan
langsung antara konselor dan konseli yang bermasalah, di mana pembimbing
membantu konseli dalam memecahkan masalahnya dan mengusahakan perubahan sikap
dan tingkah laku. Tugas konselor adalah mengusahakan perubahan sikap yang
dimanifestasikan dalam tingkah laku tertentu didasari oleh sikap tertentu pula.
Secara umum dan luas tugas konselor sekolah
dirumuskan oleh Arthur J. Jones, & Buford Streffle and Norman R. Stewart
(1970) yang dapat diartikan bahwa seorang konselor sekolah harus bertanggung
jawab atas kesehatan, kesejahteraan, pendidikan, dan kebutuhan sosial anak, dan
ikut dalam segala kegiatan sekolah secara menyeluruh, khususnya mendampingi
kepala sekolah dalam menentukan kebijaksanaan-kebijaksanaan pendidikan. Dan
juga mengadakan pertemuan dengan guru pembimbing dalam hubungan dengan pelaksanaan layanan bimbingan di
sekolah.
Secara umum khusus konselor sekolah memiliki tugas
(1) bertanggung jawab tentang keseluruhan pelaksanaan konseling di sekolah; (2) mengumpulkan dan
menyusun data, mengolah dan menafsirkan data yang kemudian dapat dipergunakan oleh semua petugas
bimbingan di sekolah; (3) memilih dan mempergunakan berbagai instrumen tes psikologis
untuk memperoleh berbagai informasi mengenai bakat khusus, minat, kepribadian,
dan inteligensinya masing-masing murid; (4) melaksanakan bimbingan
kelompok maupun bimbingan individual
(wawancara konseling); (5) membantu petugas bimbingan untuk mengumpulkan,
menyusun dan mempergunakan informasi tentang berbagai permasalahan pendidikan
dan pekerjaan, jabatan atau karir, yang dibutuhkan oleh guru bidang studi dalam proses belajar mengajar di kelas; dan
(6) melayani orang tua/wali murid yang ingin mengadakan konsultasi tentang
anak-anaknya.
2. Persyaratan
Konselor Sekolah
Pekerjaan seorang konselor (penyuluh) sekolah
bukanlah pekerjaan yang ringan tetapi pekerjaan yang membutuhkan keahlian,
sebab individu yang dihadapi satu dengan yang lainnya mempunyai permasalahan
yang berbeda, masing-masing mempunyai keunikan atau kekhasan baik dalam tingkah
laku, kepribadian maupun sikap. Seorang konselor (penyuluh) sekolah di dalam
menjalankan tugasnya harus mampu melakukan peranan yang berbeda-beda dari satu
situasi ke situasi yang lainnya.
Oleh karena itu seorang konselor harus memenuhi
persyaratan tertentu, misalnya persyaratan pendidikan formal, kepribadian,
latihan atau pengalaman khusus. Hal penting dari performans konselor antara
lain adalah sikap-sikap (attitudes) dan memiliki keterampilan antara lain:
1) Penerimaan (acceptance)
a. konselor bersedia
menerima adanya perbedaan-perbedaan antara individu-individu dalam berbagai
macam bentuk dan segi, dan
b. suatu realita bahwa
pengalaman-pengalaman yang berlangsung terus dari setiap orang itu merupakan
pola yang kompleks atau majemuk dari pikiran, perasaan dan usaha-usahanya.
2) Penuh pemahaman (Understanding)
Artinya, dapat menangkap
dengan jelas dan komplit maksud dan arti yang client berusaha untuk
menampilkannya. Memahami dengan perasaannya (feelings), dengan pikirannya,
dengan hati maupun dengan otaknya.
3) Kesungguhannya (Sincerity)
Keserasian yang harus ada
antara apa yang dikatakan oleh konselor yang ia kerjakan dan siapa ia
sebenarnya, konselor mampu merubah dirinya secara total dan manampilkan
jatidiri yang sesungguhnya.
4) Kemampuan
Bekomunikasi (Communication)
Yaitu mengkomunikasikan
pemahamannya tentang bagaimana client berusaha untuk mengekspresikan
diri dan melakukannya dengan hangat dan sungguh-sungguh, komunikasi dibangun
sesuai karakteristik dan kebutuhan client.
Setiap guru dan konselor penting sekali mengetahui
motivasi belajar gunanya adalah untuk:
1) Membangkitkan,
meningkatkan dan memelihara semangat belajar sampai berhasil,
2) Mengobarkan semangat
belajar siswa,
3) Mengingatkan da
menyadarkan guru untuk memilih satu diantara bermacam-macam peran yang sesuai
dengan mata pelajaran yang diajarkannya, dan
4) Memberi peluang guru
untuk “unjuk kerja” rekayasa pedagogis tugas guru adalah membuat semua siswa
belajar sampai berhasil.
C. Tujuan Dan Fungsi
Bimbingan Konseling
1.
Tujuan Bimbingan
Konseling
Tujuan yang
ingin dicapai dalam bimbingan di sekolah ialah kebahagiaan hidup pribadi,
kehidupan yang efektif dan produktif, kesanggupan hidup bersama dengan orang
lain, dan keserasian cita-cita siswa dengan kemampuan yang dimilikinya. Ada
beberapa tujuan program bimbingan di sekolah, yaitu:
a.
Membantu para siswa untuk
lebih mengenal sekolahnya, kesempatan-kesempatan pendidikan yang berguna
baginya, tuntutan sekolah beserta tanggung jawab yang harus dipikulnya,
sehingga dia merasakan suasana sekolah seperti rumahnya sendiridan ia dapat
memilih berbagai program, kursus program ko-kurikuler dan sebagainya sehingga
ia memperoleh posisi yang menguntungkan sebagai siswa.
b.
Membantu siswa untuk
menyadari betapa pentingnya pemikiran dan perencanaan karir di masa depan,
serta mengembangkan keterampilan-keterampilan untuk membuat rencana karir
dengan didasarkan atas kekuatan sendiri.
c.
Membantu siswa untuk
memiliki pengertian tentang berbagai kekuatan yang menyebabkan terjadinya
perubahan perubahan yang besar dalam dunia pendidikan, pekerjaan, jabatan/karir
dan industri serta pengaruhnya terhadap masa depan.
Untuk mencapai
tujuan-tujuan bimbingan tersebut, mereka harus mendapatkan kesempatan untuk:
a.
Mengenal dan memahami
potensi, kekuatan dan tugas-tugasnya,
b.
Mengenal dan memahami
potensi-potensi yang ada di lingkungannya,
c.
Mengenal dan menentukan
tujuan dan rencana pencapaian tujuan tersebut,
d.
Memahami dan mengatasi
kesulitan-kesulitan sendiri, menggunakan kemampuannya untuk kepentingan
dirinya, kepentingan lembaga tempat bekerja dan masyarakat,
e.
Menyesuaikan diri dengan
keadaan dan tuntutan dari lingkungannya, dan
f.
Mengembangkan segala
potensi dan kekuatan yang dimilikinya secara tepat dan teratur secara optimal.
2.
Fungsi Bimbingan
Konseling
Bimbingan konseling
mempunyai beberapa fungsi dalam petunjuk pelaksanaan bimbingan dan konseling
untuk SLTP dan SMU, yaitu:
a.
Fungsi pemahaman individu,
yaitu fungsi bimbingan dalam membantu individu menemukan penyesuaian diri dan
perkembangannya secara optimal,
b.
Fungsi pencegahan dan
pengembangan, merupakan fungsi bimbingan dalam mengembangkan seluruh potensi
dan kekuatan yang dimiliki individu, dan
c.
Fungsi membantu memperbaiki
penyesuaian diri, merupakan fungsi bimbingan dalam membantu individu memilih
dan menetapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat,
keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya.
3.
Layanan Bimbingan Konseling
Bimbingan dan penyuluhan secara
konkrit berhadapan langsung dengan siswa yang memerlukan bantuan atau
pertolongan dalam memecahkan masalah-masalah atau kesukaran-kesukaran yang dihadapinya dalam belajar.
Pelaksanaan pelayanan bimbingan di sekolah yang terwujud dalam bentuk program
bimbingan adalah mencakup sejumlah jenis layanan bimbingan. Mengenai petugas
pelaksana yang melaksanakan berbagai jenis layanan bimbingan di sekolah
seharusnya disesuaikan dengan kepentingan maupun kemungkinan-kemungkinan sejauh
dapat dilaksanakan termasuk di dalamnya tersedianya fasilitas-fasilitas yang
memadai.
Layanan dasar bimbingan dan penyuluhan untuk orang
dewasa sebagaimana dikemukakan Nurihsan adalah:
1.
Memiliki tanggung jawab sosial dan kewarganegaraan secara
lebih dewasa
2.
Membantu anak-anak dan pemuda khususnya anak kandungnya
sendiri agar berkembang menjadi orang dewasa yang berkembang dan yang
bertanggung jawab
3.
Mengembangkan aktivitas dan memanfaatkan waktu, luang,
bersama orang dewasa lainnya
4.
Menghubungkan diri dengan pasangannya yakni suami istri
sebagai seorang pribadi yang utuh
5.
Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan-operubahan psikologis
yang lazim terjadi pada manusia yang memasuki masa setengah baya
6.
Melaksanakan dan menampikan unjuk kerja yang cukup baik
dalam profesi dan jabatan
7.
Menyesuaikan diri dengan peri kehidupan orang-orang yang
berusia lanjut, khususnya dalam cara bersikap dan bertindak.
Layanan dasar bimbingan
bertujuan membantu para individu
mengembangkan perilaku efektif dan keterampilan- keterampilan hidupnya yang
mengacu pada tugas-tugas perkembangannya.kegiatan layanan bimbingan dan penyuluhan secara teknis melalui
para konselor berkewajiban untuk:
1.
Membantu pengembangan situasi kelas dan sekolah, agar setiap
siswa memperoleh pengalaman belajar yang tepat sesuai tujuan yang hendak di
capai
2.
Memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada siswa untuk
mandapatkan bantuan atau untuk menyampaikan kesukaran-kesukaran pribadinya
3.
Menciptakan hubungan saling percaya mempercayai satu dengan
yang lainnya antara konselor dengan siswa dan juga orang tuanya.
4.
Bimbingan Belajar di Sekolah
Banyak teknik atau cara bimbingan yang dapat diberikan kepada siswa, bimbingan mana yang paling efisien dan efektif digunakan,
Tergantung
kepada jenis dan kedalaman masalah, kondisi dan sifat-sifat siswa yang dibantu,
kondisi dan kemampuan konselor yang akan membantu, serta situasi sekolah. Secara umum dibedakan teknik-teknik bimbingan yang bersifat kelompok dan yang bersifat individual. Berdasarkan kedalamannya, juga dibedakan antara bimbingan yang bersifat informatif, adjustif,
danterapeutik.
Bimbingan individual adalah bimbingan yang diberikan pada individu siswa, yang dilaksanakan dalam situasi individu, yaitu hanya dalam situasi berdua siswa dengan konselor. Bimbingan kelompok adalah bantuan yang diberikan kepada individu siswa dalam situasi kelompok, dua atau lebih dari dua orang siswa.
Bimbingan informative adalah bantuan kepada siswa melalui informasi, kalau kesulitan yang dihadapi oleh siswa itu sebabnya karena kekurangan informasi, ketdik tahuan, maka bantuannya cukup dengan diberi informasi. Bimbingan adjustif adalah membantu individu mengatasi kesulitan melalui berbagai bentuk
penyesuaian diri dalam kegiatan kelompok, perwalian kelompok, prientasi, sosio
drama berbagai aktifitas kelompok seperti pramuka, osis, dan lain-lain. Bimbingan
terapeutik adalah bimbingan untuk membantu individu yang mengalami
kesulitan yang mendalam, karena kesulitannya cukup mendalam, maka tidak dapat
diatasi dengan bantuan yang bersifat informatif adjustif, tetapi perlu bantuan
yang bersifat penyembuhan.
Ada tiga langkah utama dalam bimbingan siswa, yaitu langkah diagnosis, prognosis,
dan treatment:
1.
Langkah diagnosis adalah langkah untuk mengetahui jenis dan tingkat kesulitan belajar siswa.
2.
Langkah prognosis yaitu langkah untuk memperkirakan bantuan apa yang dapat digunakan untuk membantu siswa mengatasi kesulitannya, memperkirakan betapa lama dan sejauhmana bantuan ini dapat diberikan dan oleh siapa diberikannya.
3.
Langkah treatment atau pelaksanaan bantuan adalah berdasarkan skala prioritas yang diberikan pada langkah prognosis, konselor mencoba memberikan bantuan dengan teknik atau cara yang efisien dan efektif. Bantuan yang efisien dan efektif adalah bantuan yang diperkirakan memberikan hasil paling tinggi, dengan waktu, biaya, dan peralatan yang paling hemat.
Diresume dari
Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar