Kamis, 10 Mei 2012

FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUKAN AKHLAQ (LINGKUNGAN)

Oleh: Falazuardika & David.

Secara etimologis kata Akhlak berasal dari bahasa Arab (اخلاق) dengan unsur “خ , ل, dan ق“ yang merupakan bentuk jamak dari خلق (khuluq) yang artinya: (a) tabiat, budi pekerti, (b) kebiasaan atau adat, (c) keperwiraan, kesatriaan, kejantanan, (d) agama, dan (e) kemarahan (al-ghadab).
Ibnu Athir menjelaskan bahwa, Hakikat makna khuluq itu, adalah gambaran batin manusia yang tepat (yaitu jiwa dan sifat-sifatnya), sedang khalqi merupakan gambaran bentuk luarnya (raut muka, warna kulit, tinggi rendahnya tubuh dan lain sebagainya).
Dr. M. Abdulah Dirroz, mengemukakan definisi akhlak adalah sesuatu kekuatan dalam kehendak yang mantap, kekuatan dan kehendak mana berkombinasi mambawa kecendrungan pada pemilihan pihak yang benar (dalam hal akhlak yang baik) atau pihak yang jahat (dalam hal akhlak yang jahat).
Dari beberapa pengertian tersebut di atas, dapatlah dimengerti bahwa akhlak adalah tabiat atau sifat seseorang, yakni keadaan jiwa yang terlatih, sehingga dalam jiwa tersebut benar-benar telah melekat sifat-sifat yang melahirkan perbuatan-perbuatan dengan mudah dan spontan tanpa dipikirkan dan diangan-angankan lagi.
Akhlak adalah sifat yang telah terpatri dan melekat dalam jiwa seseorang manusia untuk melakukan perbuatan-perbuatan secara spontan dan mudah, tanpa dipaksa atau dibuat-buat.
Akhak baik atau budi pekerti luhur merupakan hal yang sangat penting di dalam ajaran Islam. Akhlak terpuji merupakan perhiasan hidup di dunia. Al-Quran dan sunnah/hadits Nabi telah memberikan perhatian yang luar biasa terkait dengan perilaku manusia.
Ibnu Chaldun telah menulis dalam kitab pendahuluannya, maka tubuh yang hidup tumbuhnya bahkan hidupnya tergantung pada milieu yang ia hidup di dalamnya. Kalu milieu itu tidak mencocoki kepada tubuh, maka tubuh tersebut akan lemah dan mati.
Akhlak atau perilaku seseorang terkadang berpengaruh terhadap lingkungan, namun kadang akhlak seseorang juga terbentuk melalui pengaruh dari lingkungan.
Urie Bronfrenbrenner & Ann Crouter mengemukakan bahwa lingkungan perkembangan merupakan “berbagai peristiwa, situasi atau kondisi di luar organisme yanng diduga mempengaruhi atau dipengaruhi oleh perkembangan individu”. Lingkungan ini terdiri atas: (a) Fisik, yaitu meliputi segala sesuatu dari molekul yang ada di sekitar janin sebelum lahir sampai kepada rancangan arsitektur suatu rumah, dan (b) Sosial, yaitu melipiti seluruh manusia yang secara potensial mempengaruhi dan dipengaruhi oleh perkembangan individu.
Hampir senada dengan pengertian di atas, JP Chaplin mengemukakan bahwa lingkungan merupakan “keseluruhan aspek atau fenomena fisik dan sosial yang mempengaruhi organisme individu”.
Berdasarkan dari kedua pengertian dari tokoh di atas, bahwa lingkungan adalah segala situasi, kondisi, serta peristiwa yang ada di sekeliling individu yang berpengaruh dan mempengaruhi terhadap individu.
Macam-macam lingkungan yang akan dibahas kali ini meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, kelompok sebaya, dan masyarakat.

A.      Lingkungan Keluarga
Lingkungan yang pertama kali ditemui oleh seorang anak yang baru lahir adalah lingkungan keluarga. Keluarga dapat diartikan sebagai unit masyarakat terkecil. Sebuah keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak dan masing-masing mempunyai peran yang penting, terutama ayah dan ibu atau keduanya disebut sebagai orang tua.
Barangkali sulit untuk mengabaikan peran keluarga dalam pendidikan. Anak-anak sejak masa bayi hingga usia sekolah memiliki lingkungan tunggal, yaitu  keluarga.
Pada saat usia dini, anak lebih banyak bersama keluarganya, sehingga lingkungan keluarga sangat berpengaruh terhadap akhlaq seorang anak. Dari lingkungan keluarga seorang anak mulai belajar hingga membentuk cita-citanya.
Allah mengamanatkan anak pada orang tua untuk bertanggung jawab merawat, menjaga, serta mendidiknya dengan baik dan benar. Keluarga berfungsi sebagai penanam nilai-nilai agama kepada anak agar meraka memiliki pedoman hidup yang benar
....يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (At-Tahrim: 6).

B.       Lingkungan Sekolah
Ketika anak telah cukup usia sekolah, orang tua tentu sadar akan kebutuhan anaknya dalam memperoleh ilmu pengetahuan.

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ (رواه ابن ماجة)
Artinya: “Mencari ilmu wajib bagi setiap orang Islam” (HR. Ibnu Majah)
Ilmu tidak cukup hanya diperoleh melalui keluarga saja, sehingga orangtua harus mencarikan sekolah yang baik untuk anaknya. Sekolah merupakan lingkungan yang juga berpengaruh besar pada perkembangan kepribadian dan akhlak seorang anak. Bagaimana tidak, saat ini telah banyak sekolah yang menerapkan Full Day School, sehingga hampir setengah hari seorang anak menghabiskan waktunya di sekolah.
Mengenai peranan sekolah dalam mengembangkan kepribadian anak, Hurlock mengemukakan bahwa sekolah merupakan faktor penentu bagi perkembangan kepribadian anak (siswa),  baik dalam cara berfikir, bersikap, maupun cara berperilaku.

C.       Kelompok Teman Sebaya
Mau tidak mau, seseorang pasti akan membutuhkan seorang teman. Kelompok teman sebaya, sedikit atau banyak pasti  berpengaruh terhadap akhlak seseorang. Teman dapat didapatkan oleh seseorang dalam lingkungan sekolah maupun masyarakat, sehingga harus diakui bahwa Kelompok teman sebaya ini juga pasti berpengaruh terhadap diri seseorang. Maka Nabi Muhammad SAW menyuruh kita untuk bersikap selektif dalam memilih teman.
مَثَلُ الْـجَلِيْسِ الصَّالـِحِ وَالسُّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيْرِ. فَحَامِلُ الْـمِسْكِ إِمَّا أَنْ يَحْذِيَكَ وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيْحًا طَيِّبَةً، وَنَافِخُ الْكِيْرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيْحًا خَبِيْثَةً.
Artinya: "Permisalan teman duduk yang baik dan teman duduk yang jelek seperti penjual minyak wangi dan pandai besi. (Duduk dengan) penjual minyak wangi bisa jadi ia akan memberimu minyak wanginya, bisa jadi engkau membeli darinya dan bisa jadi engkau akan dapati darinya aroma yang wangi. Sementara (duduk dengan) pandai besi, bisa jadi ia akan membakar pakaianmu dan bisa jadi engkau dapati darinya bau yang tak sedap.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Peranan kelompok teman sebaya bagi remaja adalah memberikan kesempatan untuk belajar tentang: (1) bagaimana berinteraksi dengan orang lain, (2) mengontrol tingkah laku sosial, (3) mengembangkan keterampilan, dan minat yang relevan dengan usianya dan  (4)  saling bertukar perasaan dan masalah.
D.      Lingkungan Masyarakat
Maksud lingkungan masyarakat di sini adalah situasi atau kondisi interaksi sosial dan sosio kultural yang secara potensial berpengaruh terhadap perkembangan fitrah beragama atau kesadaran beragama individu.
Seorang individu tidak bisa menghindari interaksi sosial dalam hidup bermasyarakat. Apabila dalam berinteraksi ia di dalam lingkungan yang baik sesuai dengan nilai agama, maka kemungkinan besar ia akan dapat menerapkan akhlak yang baik pula. Namun apabila lingkungan yang disekitarnya sering terdapat hal-hal yang bertentangan dengan nilai-nilai agama, maka individu tersebut akan berpotensi menampilkan akhlak yang kurang baik pula. Tapi hal itu dapat diperkecil peluangnya apabila dalam keluarganya ia telah mendapatkan bimbingan agama dan memiliki pendirian yang kuat.
****
__________________________________
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Ahmad. 1991. Etika (Ilmu Akhlak). Jakarta: PT Bulan Bintang.
Tim Penyusun MKD IAIN Sunan Ampel Surabaya. 2011. Akhlak Tasawuf. Surabaya: IAIN SA Press.
Jalaluddin. 1997. Psikologi Agama. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
LN, Syamsu Yusuf. 2004. Psikologi Perkembangan anak Dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Ari. “Pembentukan Akhlak Dan Yang Mempengaruhi Akhlak”. dari http://www.tanjungbunut.web.id/2011/05/pembentukan-akhlak-dan-yang.html. Diakses pada tanggal 5 Mei 2012.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

hit counter
perfume